Rangkuman Materi Sosiologi Kelas XI

sosiologifreezone

 BENTUK-BENTUK STRUKTUR SOSIAL”

DEFERENSIASI SOSIAL

A. PENGERTIAN

Deferensiasi atau perbedaan sosial adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat ke dalam golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horisontal ( tidak bertingkat ). Perwujudannya adalah penggolongan penduduk atas dasar perbedaan-perbedaan dalam hal yang tidak menunjukkan tingkatan, antara lain ras, agama, jenis kelamin, profesi, klen dan suku bangsa.
Dalam pelapisan sosial warga masyarakat dibedakan di dalam berbagai lapisan (hierarki). Dalam diferensiasi, hierarki atau tingkatan sosial tidak ada. Hal itu berarti tidak ada perbedaan tingkatan ras, agama, jenis kelamin, profesi, klen dan suku bangsa.
Diferensiasi sosial menunjukkan adanya keanekaragaman dalam masyarakat. Suatu masyarakat yang di dalamnya terdiri atas berbagai unsur yang satu dengan yang lin menunjukkan perbedaan tidak bertingkat (horizontal) disebut masyarakat majemuk.
Yang menjadi tekanan dalam pengertian diferens

View original post 1,809 more words

Surah Al Baqarah dan terjemahan

Al Quran dan Terjemahan

1. Alif laam miim 10. (QS. 2:1)
2. Kitab 11 (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa 12, (QS. 2:2)
3. (yaitu) mereka yang beriman 13 kepada yang ghaib 14, yang mendirikan shalat 15, dan menafkahkan sebagian rezki 16 yang Kami anugerahkan kepada mereka, (QS. 2:3)
4. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al-Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu 17, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat 18. (QS. 2:4)
5. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang beruntung 19. (QS. 2:5)
6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (QS. 2:6)
7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka 20, dan penglihatan mereka ditutup 21. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS. 2:7)
8. Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman…

View original post 12,324 more words

Keberpihakan Islam kepada Kaum Dhuafa

Media Amal Islami

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,….(Al Baqarah :177)

Keberpihakan Islam ini bukan sebatas pada aktivitas yang memecahkan berbagai masalah sosial dan kemanusian kaum dhuafa, melainkan lebih dari itu adalah bagaimana menyelamatkan mereka dari bahaya kesesatan dan kekafiran, kemudian membawa mereka menuju keselamatan, kedamaian, dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Konsep ini jelas berbeda dengan konsep yang dimiliki oleh kaum sekuler atau sosialis yang melakukan keberpihakan kepada kaum dhuafa hanya sebatas pada penyelesaian masalah kebutuhan sosial dan kemanusiaan yang bersifat duniawi.

Pengertian Dhuafa

Ada beberapa ayat Al Qur’an yang menjelaskan arti kata dhufa yang berasal kata dh’afa atau dhi’afan. Salah satu firman Allah menyebutkan, “Dan hendaklah takut…

View original post 966 more words

Ruang Lingkup dan Proses Terbentuknya Kewirausahaan

Ruang Lingkup dan Proses Terbentuknya Kewirausahaan

1. Disiplin Ilmu Kewirausahaan dan Perkembangannya
Dalam teori ekonomi, studi mengenai kewirausahaan ditekankan pada identifikasi peluang yang terdapat pada peranserta membahas fungsi inovasi dari wirausaha dalam menciptakan kombinasi sumber daya ekonomis sehingga memengaruhi ekonomi agregat.
Studi kewirausahaan kemudian berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekanannya pada sang wirausaha sendiri. Dalam bidang ilmu psikologi, misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik kepribadian wirausaha, sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan sosial dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ranachandran (1996) menandaskan, walau terdapat perbedaan sudut pandang, penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi, psikologi, dan sosiologi harus tetap bepijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro. Dengan demikian adalah wajar jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada akhirnya akan saling berhubungan dan memengaruhi.
Sementara itu fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku yang dianut oleh semua ahli (Shapero, 1982). Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan panjang serta dari adanya perubahan-perubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyak masukan bagi peneliti.
Muculnya banyak wirausaha atau pebisnis, telah menarik perhatian para pakar untuk meneliti bagaimana mereka terbantuk. Bagian ini menjelaskan teori-teori mengenai proses pembentukan wirausaha. Teori tersebut antara lain: life path change, goal directed behavior, teori outcome expectancy. Terakhir, terdapat acuan komprehensif mengenai teori pembetukan wirausaha yang dipadukan oleh teori-teori sebelumnya. Begitu banyak teori yang telah mengupas persoalan ini, intinya bahwa menjadi wirausaha adalah sebuah proses.

2. Kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut pandang
Terlepas dari berbagai definisi kewirausahaan yang dikemukakan oleh para ahli, wirausaha dapat dipandang dari berbagai sudut dan konteks, yaitu ahli ekonomi, manajemen, pelaku bisnis, psikolog dan pemodal.

 Pandangan Ahli Ekonomi
Menurut ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan factor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan factor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.

 Pandangan Ahli Manajemen
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengkombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampilan untuk menghasilkan produk, proses produksi, bisnis dan orgasisasi usaha baru (Marzuki Usman, 1997:3). Wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimism, dorongan, semangat dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.

 Pandangan Pelaku Bisnis
Menurut Scarborough dan Zimmerer (1993 : 35), wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993 : 35), pengusaha adalah orang yang mengorganisasikan, mengelola dan berani menanggung resiko sebuah usaha atau perusahaan. Sedang wirausaha adalah orang yang menanggung resiko keuangan, material, dan sumber daya manusia, cara menciptakan konsep usaha yang baru atau peluang dalam perusahaan yang sudah ada.
Dalam konteks bisnis menurut Sri Edi Swasono (1978 : 38), wirausaha adalah pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha adalah pelopor dalam bisnis, innovator, penanggung resiko yang mempunyai visi ke depan dan memiliki keunggulan dalam prestasi di bidang usaha.

 Pandangan Psikolog
Wirausaha adalah orang memiliki dorongan kekuatan dari dalam dirinya untuk memperoleh suatu tujuan serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.

 Pandangan Pemodal
Wirausaha adalah orang yang menciptakan kesejahteraan untuk orang lain, menemukan cara-cara baru untuk menggunakan sumber daya, mengurangi pemborosan dan membuka lapangan kerja yang disenangi masyarakat.

3. Teori Life Path Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:
a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.
Banyaknya hambatan yang dialami keturunan Cina untuk memasuki bidang pekerjaan tertentu (misalnya menjadi pegawai negeri) menyisakan pilihan terbatas bagi mereka. Di sisi lain, menjaga kelangsungan hidup diri dan keluarganya, menjadi wirausaha pada kondisi seperti ini adalah pilihan terbaik karena sifatnya yang bebas dan tidak bergantung pada birokrasi yang diskriminatif.

b. Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa menjaga kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul karena dengan menjadi wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.

c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif, misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.

4. Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema muncul karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).
Seseorang terjun dalam dunia wirausaha diawali dengan adanya kebutuhan-kebutuhan, ini mendorong kegiatan-kegiatan tertentu, yang ditujukan pada pencapaian tujuan. Dari kacaata teori need dan motivasi tingkah laku, seperti menemukan kesempatan berusaha, sampai mendirikan dan melembagakan usahanya merupakan goal directed behavior. Sedangkan goal tujuannya adalah mempertahankan dan memperbaiki kelangsungan hidu wirausaha.

5. Teori Outcome Expectancy
Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.
…judgement about likely consequences of specific behaviors in particular situations.
(Bandura, 1986:82)
Dari definisi di atas, outcome expectancy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang mengenai hasil yan akan diperolehnya jika ia melaksanakan suatu perilaku tertentu, yaitu perilaku yang menunjukkan keberhasilan. Seseorang memperkirakan bahwa keberhasilannya dalam melakukan tugas tertentu akan mendatangkan imbalan dengan nilai tertentu juga. Imbalan ini berupa juga insentif kerja yang dapat diperoleh dnegan segera atau dalam jangka panjang. Karenanya jika seseorang menganggap profesi wirausaha akan memberikan insentif yang sesuai dengan keinginannya maka dia akan berusaha untuk memenuhi keinginannya dengan menjadi wirausaha. Michael Dell, seorang mahasiswa teknik komputer di AS, mempunyai keyakinan yang kuat bahwa bila dia geluti serius hobi modifikasi komputer yang diminati teman-temannya ia akan dapat mengalahkan IBM kelak. Terdorong oleh hal itu Dell terus mengembangkan usaha dengan mendirikan Dell Corporation. Hingga kini Del dan IBM terus bersaing di industri komputer.

Jenis Outcome Expectancy
Menurut bandura (1986) ada berbagai jenis insentif sebagai imbalan kerja yang diharapkan individu dan setiap jenis memiliki kekhasan sendiri. Jenis insentif tersebut adalah:
a. Insentif primer
Merupakan imbalan yang berhubungan dengan kebutuhan dengan kebutuhan fisiologis kita seperti makan, minum, kontak fisik, dan sebagainya. Insentif diperkuat nilainya jika seseorang dalam keadaan sangat kekurangan, seperti kurang makan/minum.

b. Insentif sensoris
Beberapa kegiatan manusia ditujukan untk memperoleh umpan balik sensoris yang terdapat di lingkungannya. Misalnya anak kecil melakukan berbagai kegiatan untuk mendapatkan insemtif sensoris berupa bunyi-bunyi baru atau berupa stimulus baru untuk dilihat atau orang dewasa yang bermain musik untuk memperoleh umpan balik sensoris berupa bunyi musik yang dimainkan.

 

c. Insentif sosial
Manusia akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari lingkungan sosialnya. Penerimaan atau penolakan dari sebuah lingkungan sosial akan lebih berfungsi secara efektif sebagai imbalan atau hukuman daripada reaksi yang berasal dari satu individu.

d. Insentif yang berupa token ekonomi
Token ekonomi adalah imbalan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi seperti upah, kenaikan pangkat, penambahan tunjungan, dan lain-lain. Hampir seluruh masyarakat menggunakan uang sebagai insentif. Hal ini disebabkan dengan uang, individu dapat memperoleh hampir semua hal yang diinginkannya, mulai dari pelayanan jasa hingga pemenuhan kebutuhan fisik, kesehatan, dan lain-lain.

e. Insentif yang berupa aktivitas
Teori-teori mengenai reinforcement yang sangat terikat pada dorongan biologis, mengasumsikan bahwa imbalan akan memengaruhi perilaku dengan cara memuaskan atau mengurangi dorongan fisiologis. Ternyata dari penelitian terbaru diketahui bahwa beberapa aktivitas atau kegiatan fisik justru memberikan nilai insentif yang tersendiri pada individu.

f. Insentif status dan pengaruh
Pada sebagian besar masyarakat, kedudukan individu seringkali dikaitkan dengan status kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki individu dalam lingkungan sosial memberikan kesempatan kepadnya untuk mengontrol perilaku orang lain, baik melalui simbol atau secara nyata. Dengan kedudukannya yang tinggi dalam masyarakat, mereka dapat menikmati imbalan materi, penghargaan sosial, kepatuhan, dan lain-lain. Keuntungan yang khas ini membawa individu berusaha keras untuk mencapai posisi yang memberikan kekuasaan.

g. Insentif berupa terpenuhinya standar internal
Insentif ini berasal dari tingkat kepuasan diri yang diperoleh individu dari pekerjaanya. Insentif bukan berasal dari hal di luar diri, tetapi berasal dari dalam diri seseorang. Reaksidiri yang berupa rasa puas dan senang merupakan salah satu bentuk imbalan internal yang ingin diperoleh seseorang dari pekerjaannya. Seorang yang merasakan bahwa kemampuannya tidak akan dapat optimal bila hanya bekerja sebagai karyawan, akan lebih puas bila ia merasa bahwa dengan berwirausaha segenap potensinya dapat tersalurkan.

Jadi ada insentif-insentif tertentu yang umumnya diharapkan seseorang dengan menjadi wirausaha. Antara lain insentif primer, insentif sosial, insentif status dan pengaruh, dan insentif terpenuhinya standar iinternal.

6. Tujuan Pembentukan Wirausaha
Teori-teori diatas sudah menjelaskan mengenai bagaimana proses seseorang dapat menjadi wirausaha. Walau teori tersebut masing-masing berdiri sendiri, sebenarnya ke empat teori tersebut saling mengisi. Dengan memadukan ke empat teori tersebut dapat menjadi model tahapan pembentukan yang sifatnya lebih komprehensif. Tahapan tersebut adalah:
a. Deficit equilibrium
Seseorang merasa adanya kekurangan dalam dirinya dan berusaha untk mengatasinya. Kekurangan tersebut tidak harus berupa materi saja, namun dapat juga berupa ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri (motivasi, standar internal, dan lain-lain). Deficit equilibrium dapat pula terjadi karena berubahnya jalur hidup, seperti jika seseorang mendapat tekanan atau hinaan, misalnya baru keluar dari penjara, serta mendapat dukungan dari orang lain (Shapero & Sokol, 1982).

b. Pengambilan keputusan menjadi wirausaha
Perasaan kekurangan mendorong dia untuk mencari pemecahannya, untuk itu dia mengevaluasi alternatif pemecahan yang dimiliki. Dalam hal ini kemampuan perseptual, kapasitas informasi yang diterima, keberanian mengambil resiko, dan, tingkat aspirasinya terhadap suatu alternatif keputusan memeiliki peran yang sangat besar (Reitman, 1976) dalam usahanya mengambil keputusan untuk menjadi wirausaha.

c. Goal Directed Behavior
Keputusan menjadi wirausaha diambil dengan tujuan memecahkan masalah kekurangan yang dia miliki. Di sini masalah kekurangan diidentifikasi dengan adanya harapan sebagai pemecahan. Harapan-harapan tersebut berupa insentif yang akan dia dapat jika melakukan tindakan tertentu. Insentif ini menjadi rangsangan atau tujuan sehingga mendorong tindakan dan perilakunya sebagai seorang wirausaha (Wolman, 1973).

d. Pencapaian Tujuan
Seperti dijelaskan sebelumnya, tujuan sangat penting untuk pengambilan keputusan menjadi wirausaha. Tujuan ini berupa insentif yang diyakini akan dinikmati jika seseorang melaukan kegiatan tertentu.

7. Peran Pendidikan dalam Pembentukan Wirausaha
Bagaimana peran pendidikan dalam proses pembetukan kewirausahaan? Masih ada perdebatan mengenai pertanyan ini. Meskipun seorang wirausaha belajar dari lingkungannya dalam memahami dunia wirausaha, namn ada pendapat yang mengatakan bahwa seorang wirausaha lebih memiliki streetsmart daripada booksmart, maksudnya adalah seorang wirausaha lebih mengutamakan untuk belajar dari pengalaman (streetsmart) dibandingkan dengan belajar dari buku dan pendidikan formal (booksmart). Pandangan ini masih perlu dibuktikan kebenarannya. Jika pendapat tersebut benar maka secara tidak langsung usaha-usaha yang dilakukan untuk mendorong lahirnya jiwa kewirausahaan leat jalur pendidikan formal pada akhirnya sukar untuk berhasil.
Terhadap pendangan di atas, Chruchill (1987) memberi sanggahan terhadap pendapat ini, menurutnya masalah pendidikan sangatlah penting bagi keberhasilan wirausaha. Bahkan dia mengatakan bahwa kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah karena dia lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun dia juga tidak menganggap remeh arti pengalaman bagi seoranga wirausaha, baginya sumber kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan tapi miskin pengalamam lapangan. Oleh karena itu perpaduan antara pendidikan dan pengalaman adalah faktor utaman yang menentukan keberhasilan wirausaha.
Menurut Eels (1984) dam Mas’oed (1994), dibandingkan dengan tenaga lain tenaga terdidik S1 memiliki potensi lebih besar untuk berhasil menjadi seorang wirausaha karena memiliki kemampuan penalaran yang telah berkembang dan wawasan berpikir yang lebih luas. Seorang sarjana juga memiliki dua peran pokok, pertama sebagai manajer dan kedua sebagai pencetus gagasan. Peran pertama berupa tindakan untuk menyelesaikan masalah, sehingga pegnetahuan manajemen dan keteknikan yang memadai mutalk diperlukan. Peran kedua menekankan pada perlunya kemampuan merangkai alternatif-alternatif. Dalam hal ini bekal yang diperlukan berupa pengetahuan keilmuan yang lengkap.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah mereka yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan seta mau belajar untuk meningkatkan pengetahuan. Lingkungan pendidikan dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk mencapai tujuan, pendidikan disini berarti pemahaman suatu masalah yang dilihat dari sudut keilmuan atau teori sebagai landasan berpikir.

 

8. Faktor-faktor pemicu kewirausahaan
David C. McClelland (1961 : 207) mengemukakan bahwa kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan status keswirausahaan. Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan (property right), kemampuan/kompetensi (ability/competency) dan insentif, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan (environment).

9. Ciri penting tahap permulaan pertumbuhan kewirausahaan
Pada umumnya proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil tersebut memiliki tiga ciri penting, yaitu :
 Tahap imitasi dan duplikasi
 Tahap duplikasi dan penembangan
 Tahap mencitakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda

10. Langkah menuju keberhasilan berwirausaha
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, langkah berikutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan menjalankannya.

11. Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan berwirausaha
Penyebab keberhasilah berwirausaha
 Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu ;
 Kemapuan dan kemauan
 Tekad yang kuat dan kerja keras
 Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.

Penyebab kegagalan berwirausaha
Zimmerer (1996 : 14-15) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu :
 Tidak kompeten dalam hal manajerial
 Kurang berpengalaman
 Kurang dapat mengendalikan keuangan
 Gagal dalam perencanan
 Lokasi yang kurang memadai
 Kurangnya pengawan peralatan
 Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
 Kemampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan

 

 

 

A. FLIGHT INSTRUMENT

1. ALTIMETER

Altimeter menunjukkan ketinggian pesawat di atas permukaan laut dengan mengukur perbedaan tekanan dalam tumpukan aneroid kapsul dalam altimeter dan tekanan atmosfer yang diperoleh melalui sistem statis. Hal ini disesuaikan untuk tekanan barometric lokal yang harus ditetapkan dengan benar untuk mendapatkan ketinggian akurat bacaan.

2. VARIOMETER / VERTICAL SPEED INDICATOR

Sebuah variometer (juga dikenal sebagai tingkat pendakian dan keturunan Indicator (RCDI), indikator rate-of-climb, indikator kecepatan vertikal (VSI), atau indikator kecepatan vertikal (VVI)) merupakan salah satu instrumen penerbangan di pesawat yang digunakan untuk menginformasikan pilot tingkat dekat sesaat (bukan rata-rata) keturunan atau memanjat. [1] Hal ini dapat dikalibrasi dalam knot, kaki per menit (101,333 ft / menit = 1 kn) atau meter per detik, tergantung pada negara dan jenis pesawat.

3. AIR SPEED INDICATOR

Indikator airspeed menunjukkan kecepatan pesawat (biasanya dalam knot) relatif terhadap udara sekitarnya. Ia bekerja dengan mengukur tekanan ram-udara dalam tabung pitot pesawat. Airspeed ditunjukkan harus dikoreksi untuk kepadatan udara (yang bervariasi dengan ketinggian, suhu dan kelembaban) untuk mendapatkan true airspeed, dan untuk kondisi angin untuk mendapatkan kecepatan atas tanah.

4. TURN AND BANK INSTRUMENT

Dalam penerbangan, pergantian dan indikator keseimbangan (T / B dan pergantian koordinator (T / C) varian dasarnya ada dua pesawat instrumen penerbangan dalam satu perangkat. Mereka masing-masing bertindak sebagai tingkat indikator giliran yang menampilkan tingkat pesawat menuju berubah dan indikator keseimbangan atau indikator slip yang menampilkan slip atau skid dari belokan.
5. ATTITUDE INDICATOR / ARTIFICIAL HORIZON INDICATOR ( GYRO HORIZON )

Sikap indikator (juga dikenal sebagai buatan horizon) menunjukkan hubungan pesawat ke cakrawala. Ini pilot dapat memberitahu sayap Apakah tingkat dan jika hidung pesawat menunjuk di atas atau di bawah horizon. Ini adalah alat utama untuk instrumen penerbangan dan juga berguna dalam kondisi visibilitas miskin. Pilot yang dilatih untuk menggunakan instrumen lainnya dalam kombinasi harus instrumen ini atau kekuatannya gagal.

Schempp-Hirth Janus-C panel instrumen glider dilengkapi untuk “awan terbang”. Indikator giliran dan bank adalah pusat atas. Indikator menuju digantikan oleh komputer berbasis GPS dengan angin dan meluncur data, mengemudi dua menampilkan elektronik variometer ke kanan.

B. ENGINE INSTRUMENT
Terbagi menjadi :

1. OIL PREASSURE INDICATOR

 

Oil pressure indicator di perlukan oleh pesawat terbang supaya kita dapat mengetahui besarnya tekanan oli yang dipergunakan untuk melimasi bearings ( bantalan)dan bagian – bagian engine yang bergerak. Pengukuran tekanan oli dilakukan dengan mempergunakan bourdon tube.
2. FUEL PRESSURE INDICATOR ( indicator tekanan bahan bakar)
Fuel pressure indicator adalah suatu pressure diggerential instrument yang mekanisme indikatornya dapat mempergunakan bourdon tube belows
Bindikator ini juga dapat menggunakan system langsung atau tidak langsung seperti halnya oil pressure indicator, dimana transmitternya berupa kapsul atau diafragma.
3. HYDRAULIC PRESSURE INDICATOR ( tekanan hidrolik )

Mekanisme yang dipakai untuk menaikan dan menurunkan landing gear ( roda pendarat ) atau flaps dan brakes pada kebanyakan pesawat terbang besar dipergunakan system hidrolik ; dengan demikian diperlukan petunjuk tekanan untuk dapat memberikan indikasi berfungsi tidaknya system hidrolik tersebut. Hydrolik pressure indicator di desain untuk memberikan indikasi tekanan pada seluruh system atau tekanan masing masing unit pada system.

4. MANIFOLD PRESSURE INDICATOR ( tekanan manifold )

Salah stu instrument yang sangat penting pada pesawat terbang yang menggunakan motor piston, karena tenaga yang dihasilkan oleh motor piston akan sebanding dengan banyaknya campuran bahan bakar dan udara untuk pembakaran.
Jumlah massa campuran ini sangat sulit diukur danyang dapat dipakai sebagai referensi adalah pengukur besarnya tekanan absolut didalam intake manifold sebelum intake valve ( kalp masuk ).
5. OIL TEMPERATURE INDICATOR

System pertunjukan temperature oil terdiri dari resistence sensing element ( probe ), indicator dan kabel – kabel ( wires ) untuk menghubungkan prube dengan indicator.
Setiap engine ( untuk multi engine ) mempunyai system penunjukan sendiri element
( probe ) bias ditempatkan pada saluran outlet oil pressure pump ( disebut dengan intel oil temperature indicator ) atau pada saluan oil sebelum oil cooler ( disebut dengan outlet temperature indication ), akan tetapi yang banyak digunakan adalah dengan inlet oil temperature indicator )

6. CYLINDER HEAD TEMERATURE INDICATOR

Instrument ini dipakai untuk megukur temperature kepala silinder dan barrel ( silinder block ) pada engine pendingin udara.

Cylinder head temperature indicator terdiri dari sebuah indicator, termokopel dan termokopel leads ( kabel termokopel )

7. EXHAUST GAS TEMPERATURE INDICATOR

 

EGT. ( Exhaust Gas Temperature ) adalah suatu factor yang kritis dan operasi suatu motor turbin, sehingga sangat penting untuk mengetahui temperature gas dalam engine selama engine bekerja.

8. TACHOMETER INDICATOR

 

Suatu instrument untuk menunjukan kecepatan berputar poros engkol ( crankshaft ) pada motor piston dan kecepatan motor utama ( main motor ) pada motor tubin. Tachometer system yang banyak dipakai pada pesawat terbang adalah system mekanik ( mechanical system ) dan system elektrik ( electrical system ).

9. FUEL QUANTITY INDICATING SYSTEM

Untuk operasi suatu pesawat terbang, penunjukan jumlah bahan bakar yang tepat sangat diperlukan agar supaya penerbang dapat dapat mengoperasikan pesawatnya sesuai dengan jumlah bahan bakar yang ada. dalam fuel quantity indicating terdapat beberapa system indikasi yakni:
a. Direct reading indicator
b. D.C electrical indicator
c. Capasitor fuel quantity indicator

10. FUEL FLOW INDICATOR

 

Fuel floemeter dipergunakan untuk menunjukan pemakaian bahan bakar selama engine bekerja dalam satuan lbs/jam atau kg/jam. Pada umumnya dipergunakan pada pesawat multi engine yang besar, tapi pada pesawat kecil juga kadang dapat kita jumpai.

Suatu tipical fuel lowmeter yang dipergunakan pada piston engine terdiri dari sebuah flowmeter transmitter dan sebuah indicator.

11. AIR INTAKE TEMPERATURE

Instrumen ini berfungsi untuk mengukur suhu udara.

12. TORQUE INDICATOR

Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui tenaga dari suatu engine dengan cara mengukur tekanan yang ditimbulkan oleh Torque System.
13. THURS INDICATOR

Instrumen ini berfungsi untuk mengukur kekuatan gaya dorong pesawat.

 

 

C. NAVIGASI INSTRUMENT

1. MAGNETIC COMPASS

Kompas menunjukkan pesawat menuju relatif terhadap Utara magnetik. Sementara handal dalam penerbangan tingkat stabil dapat memberikan membingungkan indikasi whenturning, naik, turun atau mempercepat karena kecenderungan dari Medan magnet bumi. Untuk alasan ini, indikator ini juga digunakan untuk pengoperasian pesawat. Untuk keperluan navigasi yang mungkin perlu untuk memperbaiki arah yang ditunjukkan (yang menunjuk ke kutub magnet) untuk memperoleh arah benar Utara atau Selatan (yang menunjuk ke bumi sumbu rotasi).
2. HEADING INDICATOR

Indikator Heading (juga dikenal sebagai directional gyro, atau DG; kadang-kadang juga disebut gyrocompass, meskipun biasanya tidak dalam penerbangan aplikasi) menampilkan pesawat yang menuju sehubungan dengan Utara magnetik. Prinsip operasi adalah giroskop berputar, dan karena itu tunduk pada kesalahan drift (disebut presesi) yang harus diperbaiki secara berkala dengan melakukan kalibrasi instrumen Kompas magnetik. Dalam banyak pesawat lanjutan (termasuk hampir semua pesawat jet), indikator menuju digantikan oleh Horizontal situasi indikator (HSI) yang menyediakan informasi judul yang sama, tetapi juga membantu dengan navigasi.

3. COURSE DEVIATION INDICATOR

 

CDI adalah instrumen avionik yang digunakan dalam navigasi pesawat untuk menentukan posisi lateral pesawat dalam kaitannya dengan trek, yang dapat disediakan oleh VOR atau sistem pendaratan instrumen. Alat ini juga dapat diintegrasikan dengan indikator pos di indikator horisontal situasi.

4. DRIFT METER

Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui penyimpangan arah pesawat

5. RADIO MAGNETIC INDICATOR

 

RMI umumnya digabungkan ke finder arah otomatis (ADF), yang menyediakan bantalan untuk menantikan bebas-directional beacon (NDB). Sementara pajangan ADF sederhana mungkin memiliki hanya satu jarum, RMI khas memiliki dua, digabungkan ke berbeda receiver ADF, memungkinkan untuk posisi memperbaiki menggunakan satu instrumen.
6. OUTSIDE AIR TEMPERATURE

Instrumen ini berfungsi untuk mengukur suhu luar pesawat.

D. INSTRUMENT TAMBAHAN
Terdiri dari :

1. ANGLE OF ATTACK INDICATOR

 

Sebagai pengganti dari stall warning system adalah suatu angle of attack indicator. Cara yang sederhana dari indicator ini juga menggunakan mekanisme sejenis dengan electric stall warning vane. Setelah disempurnakan Indicator ini tidak hanya menunjukan sudut serang besar atau rendah pada keadaan terbang normal, tapi juga mengetahui berapa besar angle of attack yang sebenarnya, dengan demikian pilot dapat dengan tepat menerbangkan pesawatnya dengan sudut yang paling baik.

 

 

 

2. POSITION INDICATOR

 

Position indicator seperti flap position indicator dan landing gear indicator pada pesawat terbang adalah pertunjukan tidak langsung dari suatu gerakan makanis.
Salah satu contoh dari system ini adalah memakai listrik D.C yang disebut dengan D.C. selsyn system. Suatu selysn system terdiri dari transmitter, indicator dan kabel kabel penghubung arus listrik yang dipergunakan untuk menjalankan system yang diambil dari system arus listrik pada pesawat itu sendiri.

3. SUCTIONS GAGES

 

Suction gages atau vakum gages adalah suatu instrument yang digunakan untuk pengurangan tekanan udara atau menunjukan suatu jumlah tekanan kerendahan dari udara ( vacuum pressure ). Instrument ini juga mengigatkan atau member tanda tanda pada penerbang jika terjadi kebocoran atau kerusakan pada system vacuum.

4. LANDING GEAR POSITION INDICATOR

 

Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui posisi landing gear (roda pesawat).
5. FLAP POSITION INDICATOR

Instrumen ini berfungsi untuk mengetahui posisi flap pesawat.

6. ACCELEROMETER (G METER )

Instrumen ini berfungsi untuk mengukur akselerasi pesawat terhadap gravitasi pada saat pesawat pitch untuk mengendalikan Center of Gravitation.

7. FATIQUE METERS
Instrumen ini berfungsi untuk mengukur gravitasi terhadap pesawat.

8. CABIN PRESSURE INDICATOR

Instrumen ini berfungsi untuk mengukur tekanan yang terdapat di dalam kabin pesawat.

9. CABIN TEMPERATURE INDICATOR

Instrumen ini berfungsi untuk mengukur suhu yang terdapat di dalam kabin pesawat.

 

 

F 2D – Control Line Combat

F 2D – Control Line Combat
1. Definisi pertandingan combat
Perbandingan combat adalah pertndinan dimana dua buah model diterbangkan bersama sama , dalam lingkaran yang sama oleh masing masing pilotnya, dalam jangka waktu yang telah di tentukan, dengan tujuan saling memotong pita kertas ( streamer) yang terpasang dibagian belakang sumbu bujur model lawannya; nilai akan di berikan setiap pemotongan.

2. Definisi model combat
Model dimana tenaga penggeraknya diperoleh dari motor dan gaya angkat yang dapat dari gaya – gaya aerodynamic pada permukaan – permukaan yang harus tetap tidak bergerak selama terbang, kecuali bidang kemudinya.

3. Tempat combat
Lapangat tempat combat terdiri atas dua tanda lingkaran dengan atu pusat yang terlihat dengan jelas diatas tanah.
a. Lingaran tengah ( penerbang ) : jari – jari 3 meter
b. Lingkaran penerbangan : jari – jari 19 meter
c. Lingkaran pit : jari – jari 22 meter

4. Peserta
a. Pilot peserta boleh membawa dua orang mekanik; dalam keadaan tanah basah atau angin keras dan ditambah satu lagi yang hanya bertugass memegan steramer.
b. Selama pertandingan berlangsung, para mekanik/pembantu harus memakai helm pengaman, dengan pengikat dagu, cukup kuat untuk menahan benturan model combat yang sedang terbang.

5. Karakteristik model combat
a. Luas permukaan maksimum 150 dm2
b. berat maksimum 5 kg
c. muatan maksimunm 100 gr/dm2
d. model tidak dilengkapi dengan alat yang dimaksudkan untuk mempermudah pemotongan pita streamer
e. maksimum volume motor ialah 2,5 cc. bila motor digunakan ialah dari jenis motor dengan ball bearing maka motor harus dilengkapi dengan hal- hal sebagai berikut;
a) .satu knalpot yang memiliki panjang bagian dalam minimum 40 mmdan maksimum 80 mm serta diameter internal maksimum 8mm. seluruh panjang sistim knalpot maksimum 150 mm.
b) Venture evektif karbulator tidak boleh lebih besar dari 4 mm.
c) Motor harus diikat dengan kawat pengaman yang menghubungkan motor dengan panivot dari bellcrank.
f. Model harus dilengkapi dengan peralatan direncanakan secaran khusus untuk menetapkan steamer dan alat tersebut harus terletak pada garis poros mesin sedemikian agar steamer tidak akan terlepas dalam kondisi terbangt nomal.

6. Ketentuan alat pengontrolan

a. panjang tali/kawat pengontrol harus 19,92 m ( + 0,04 m ), diukur dari sumbu pegngan pengontrolan samapi sumbu baling – baling motor tunggal atau sampul sumbu simetri untuk motor lebih dari satu.
b. System control : harus menggunakan dua utas tali/kawat pengontrol masing – masing berdiameter 0,385 mm. pegangan pengontol harus dibuat sedemikian rupa hingga sambungan antara pegangan dan tali control bukanlah merupakan kawat terbuka yang dapat menyebabkan tersangkutnya tali control lawan. Pegangan pengontrol harus pula diikat dengan tali pengaman ( safety strap ) yang mengikat handle pengontrol dengan tangan penerbang.
c. Setiap kali pertandingan akan dilangsungkan tali pengontrol akan diperiksa tentang panjang dan daya tahan tariknya. Pemeriksaan daya tarik adalah 20 kali berat model siap terbang dan dilakukan terhadap seluruh system kemudi dalam keadaan siap pakai.

7. Jumlah model
Setiap peserta diperbolehkan menyiapkan 2 ( dua ) model untuk setiap pertandingan ( combat period ). Model yang tekah didaftarkan tidak dapat dipergunakan oleh peserta lain. jika model cadangan akan dipergunakan, maka sisa steamer beserta talinya harus dipindahkan dari model pertama. Tali/kawat pengontrol dan pengontrol dan pegangan model cadangan harus ditempatkan diluar lingkaran tengah.
8. Streamer
Dari kertas crepe atau kertas lain dengan sifat yang sama ( BJ + 50 gr/m2), panjang 3 m, lebar 3 cm ( + 0,5 ), dipasang di bagian belakang model kelanjutan sumbu longitudinal dengan seutas benag sepanjang minimal 2 m
Warna streamer setiap model dalam satu pertandingan harus beda. Mengikatkan benang streamer pada model harus kuat sehingga tidak lepas dalam kondisi penerbangan normal.

9. Metode start

a. waktu start, tempat peluncuran harus terpisah sekurang – kurangnya seperempat lap.
b. Circle mashal akan memberikan tanda pertama ,tanda bahwa penghitungan waktu selama 60 detik telah dimulai , sebagai waktu yang diberiksn kepada mekanik atau pilot untuk menghidupkan dan menyetel motor.
c. Tanda kedua tanda untuk meluncurkan model 60 detik setelah tanda pertama. Dilakukan dengan cara penghitungan turun 5 detik ( 5,4,3,2,1,.,.,.,.,.,.)
d. Sejak circle marshall memberikan tanda kedua, pertandingan berlangsung selama 4 menit berikutnya. Mekanik boleh menghidupkan model cadangannya selama periode ini.
e. Bila circle marshall merasa puas bahwa setiap model telah terbang dua lap, berlawanan arah jarum jam, terpisah paling tidak setangah lap, maka ia akan memberikan tanda ketiga bahwa pertarungan dapat dimulai.
f. Motor harus dihidupkan dengan cara memutar baling – baling langsung dengan tangan.
g. Setelah start ulang pertarungan dapat dimulai setelah circle marshell memberikan tanda, saat mana kedudukan kedua model terpisah kurang lebih setengah lap.

10. Akhir dari pertandingan

a. Akhir dari pertandingan akan diberikan tanda oleh circle marshall yaitu 4 menit sesudah tanda kedua, atau 5 menit setelah tanda pertama. Tanda tersebut berupa suara putus – putus.
b. Tanda suara putus – putus juga akan diberikan bila terjadi diskualifikasi terhadap salah satu pilot.
c. Circle marshall akan memberikan tanda pada kedua penerbang untuk terbang datar ( level ) dengan arah anti jarum jam dan berhasil melakukan combat bila kedua streamer telah terpotong habis.

11. Metode penilaian

a. Perhitungan nilai dimulai sejak tanda kedua ( tanda peluncuran ) dan berlanjut untuk 4 menit berikutnya.
b. Satu poin akan diberikan untuk setiap detik penuh dimana model di udara selama periode 4 menit itu.
c. Angka 100 akan diberikan untuk setiap pemotongan yang jelas atas streamer lawan. Terjadi pemotongan bila setiap kali model, baling – baling atau tali/kawat pengontrol memintas streamer sehingga bagian – bagian kertas crape terlepas/terpisah dari keseluruhan streamer.
d. Pemotongan harus berupa cambikan kertas streamer. Pemotongan langsung benang nya tidak mendapat nilai.
e. Jika benang pengikat streamer terlepas dari model sewaktu terbang, maka pilot yang bersangkutan didenda 100 poin dan harus segera mendarat dan mengganti streamernya.
f. Bila streamer terputus sebelum terbang, maka circle marshall harus member streamer baru kepada mekanik dengan warna yang sama untuk segera dipasang pada model.
g. Denda satu poin akan dikenakan untuk setiap detik penuh terhadap model yang tidak mengudara dalam periode 4 menit itu. Didalam keadaan model terlepas dengan atau tanpa tali/kawat pengontrol dan pegangan pengontrol, waktu akan diperhitungkan sejak terjadinya peristiwa itu.
h. Bila mekanik merusak steamer rrya atau modelnya memotong steamernya, sementara model belum meng udara ,maka steamer harus diganti. Kalau kemudian model diterbangkan tanpa mengganti steamer maka peserta di kenakan denda 100 dan juga denda waktu 1 poin untuk satu detik model terbang dengan streamer yang rusak tadi.

12. Tata tertib selama pertandingan

a. Pilot dilarang meninggalkan lingkaran tengah selama modelnya diudara. Denda 50 poin akan dikenakan setiap terjadi pelanggaran.
b. Pilot hanya boleh meninggalkan lingkaran tengah bila modelnya tidak terbang dan setelah memberitahu kepada lawannya. Selain untuk mengambil alat pengontrol dan mempersiapkan model untuk mengambil alat pengontrol dan mempersiapkan model cadangannya, keluar lingkaran tengah harus segera memakai helm pengaman.
.